Langsung ke konten utama

POLA TUHAN

Maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: “Janganlah maju di belakang mereka, tetapi buatlah gerakan lingkaran terhadap mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.” 
(1 Tawarikh 14:14)

Kita memiliki kebiasaan membuat kesimpulan berdasarkan kejadian atau peristiwa yang kita alami dan membentuk pola pikir. Karena sudah terpola, maka untuk menggeser dan merubah dibutuhkan usaha yang jauh lebih keras lagi. Sama halnya jika kita terbiasa memakai jam tangan di tangan kiri dan harus berganti ke tangan kanan. Ternyata kita pun dalam menghadapi kesulitan ataupun masalah, maka pertama-tama kita akan secara otomatis menggunakan pola pikir yang sudah ada. Contohnya: memadamkan api dengan air. Padahal tidak semua api bisa dipadamkan dengan air, contohnya: api dari sepeda atau kendaraan listrik, karena menyiramkan air justru membuat api membesar. Itulah sebabnya tidak semua masalah yang sama bisa diselesaikan dengan cara ataupun strategi yang sama pula. Bisa jadi, kita bukannya mendapatkan solusi, melainkan sebaliknya menambah masalah.

Kita belajar dari pengalaman Daud yang diperhadapkan kepada dua peristiwa penyerangan oleh bangsa Filistin di dua lokasi yang sama. Pada peristiwa yang pertama, Daud memohon ijin kepada Tuhan dan kemudian menggunakan strategi yang ia sudah pahami untuk mengalahkan Filistin. Namun tentu saja strategi yang sama tidak lagi bisa dipakai untuk pertempuran kedua, walaupun lokasi pertempurannya sama. Kali ini Tuhan memberikan strategi yang berbeda karena di pertempuran pertama, bangsa Filistin tidak hanya sekedar kalah, tetapi mereka juga menggunakan kekalahan pertama untuk mempelajari kelemahan tentara Daud. Pertempuran kedua jauh berbeda hasilnya karena tentara Filistin dipermalukan sehingga mereka meninggalkan berhala-berhala perang yang akan mereka pergunakan!
Tuhan tidak mempermasalahkan strategi pertama yang Daud pakai, karena memang ia telah banyak belajar dan memiliki pengalaman, namun pada pertempuran kedua Tuhan juga ingin menunjukkan kepada Daud buah dari belajar percaya kepada pola Tuhan. Buah dari ketaatan Daud pada cara Tuhan adalah kemenangan yang lebih besar dan bukan sekedar menang. 

Marilah kita sebagai orang percaya tidak selalu berpegang pada pengalaman ataupun pengetahuan kita sendiri. Kita perlu belajar untuk bertanya pada Tuhan dan percaya mengikuti pola-Nya meskipun terkadang kita merasa pola-Nya meragukan kita. Belajar percaya, dan buah dari ketaatan  kita adalah kemenangan besar.

"KETAATAN MENJADIKAN KITA TAMPIL LEBIH DARI PEMENANG" GBU.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIBUK

Kehidupan terasa berjalan semakin cepat. Kita seolah dipacu oleh begitu banyak aktivitas sehingga jika tidak hati- hati, maka waktu untuk menyembah Tuhan dan berdoa akan tergeser dari prioritas hidup kita. Kita harus mengingat, bahwa ketika kesibukan begitu padat, justru di sanalah kebergantungan kita kepada Allah menjadi sangat vital. Anda dan saya akan dengan mudah terpeleset lalu hanyut pada arus dunia jika tidak sepenuhnya bergantung kepada Tuhan. Lukas 10:40, ..sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Marta lupa memberi makan rohnya dengan duduk diam mendengar firman Tuhan. Hasilnya, ia menjadi pribadi yang mudah tersulut emosi dan itu dapat membahayakan hubungannya dengan Tuhan juga saudaranya, Maria. Ia sempat menuduh Tuhan tidak peduli kepadanya. Alih-alih melayani dengan sukacita, ia melakukannya deng...

WARTA JEMAAT JUNI 2023

TUHAN SENANTIASA MENGGENDONG KITA

Menggendong anak adalah sesuatu yang pastinya pernah di lakukan setiap orang tua.Biasanya saat anak sudah mulai bisa berjalan, ‎orang tua akan makin jarang menggendongnya. Makin dewasa, selama ia sehat, anak tersebut di tuntut untuk tak lagi minta di gendong. Tetapi dalam Yesaya 46:4 sangatlah berbeda, TUHAN berkata bahwa sampai masa tua pun, DIA tetap menggendong kita. Kata " sampai " menunjukkan pada sesuatu yang terus menerus. Artinya sejak kita muda pun, ‎TUHAN sudah menggendong kita,‎ ini adalah pernyataan yang luar biasa. Berapa sering kita merasa lemah, sendirian dan kuatir saat menatap hari-hari ke depan? TUHAN sendiri menggendong kita, ‎akankah kita takut kaki kita akan terinjak paku jika kita menaiki sebuah tank baja? Masihkah kita kuatir akan kehujanan dan kepanasan jika kita melakukan perjalanan dengan menaiki mobil mercy yang sejuk dan nyaman? ‎ Walaupun TUHAN berkata DIA mau menggendong kita terus, sayangnya tidak semua orang mau di gendongNYA. Keden...